Indonesia Dalam Peru Moda Tahun 2018

By Admin

nusakini.com--Peru sejak lama dikenal sebagai produsen tekstil kelas dunia dengan mengedepankan produk-produk yang dihasilkan oleh industri lokal. Inisiatif badan promosi Peru (PromPeru) untuk mempromosikan produk lokal tersebut melatarbelakangi penyelenggaraan pameran bertajuk Peru Moda, yang penyelenggaraannya telah memasuki tahun ke-14. 

Dari tahun ke tahun pencapaian Peru Moda menunjukkan hasil yang baik, dimana pada pameran tahun 2017 tercapai kesepakatan bisnis senilai US$ 108 juta, 3.350 pertemuan bisnis, dan dihadiri oleh 417 pembeli dari 35 negara. Melihat hasil tersebut, saat ini cakupan produk yang dipajang pada pameran Peru Moda telah menjangkau berbagai lini produk seperti: baju dewasa dan anak-anak, sepatu, perhiasan, dekorasi rumah, kerajinan tangan, yang kemudian dijadikan pameran tersendiri dalam rangkaian pameran Peru Moda, yaitu Tex Show dan Peru Moda Deco. 

Indonesia yang diwakili KBRI Lima kembali berpartisipasi pada Peru Moda 2018 untuk yang keempat kalinya, sejak tahun 2014. Pameran dimanfaatkan untuk menarik peluang bisnis dari buyers Peru maupun asing sekaligus memperkenalkan produk-produk tekstil unggulan buatan dalam negeri, seperti benang, bahan garmen (brokat, denim, dll.), sepatu, hingga kain tradisional batik dan ulos.  

Pada partisipasi KBRI Lima kali ini, beberapa perusahaan setempat maupun asing memiliki minat yang cukup besar terhadap benang dan bahan garmen untuk dijadikan bahan baku industri pakaian jadi di Peru, hingga pakaian jadi. Beberapa potential buyers diantaranya: pemilik merek “FATIMA" yang berminat terhadap brokat untuk lini pakaian ready-to-wear, perusahaan “EGP Knitwear" yang berminat terhadap benang katun 100% untuk campuran kain alpaca, dan perusahaan asal Kanada “Pokoloko" yang berminat terhadap baju batik. KBRI Lima akan menindaklanjuti komunikasi para calon pembeli tersebut dengan produsen di Indonesia agar realisasi transaksi dapat terwujud.    

Penyelenggaraan Peru Moda 2018 disambut antusias oleh para stakeholders seperti rumah mode, desainer pakaian, pelaku industri tekstil/garmen, dan akademisi dari sekolah desain. (p/ab)